Selamat datang. Selamat belajar, selamat berprestasi. Semoga sukses

Galeri Video

Powered by: Youtube

Kliping Pendidikan

Kliping Berita PNS

Otomotif

wawasan Islam

Kesehatan

Shalat Witir

Dari Abdullah dari Nabi saw, beliau bersabda: "Jadikanlah akhir shalatmu di malam hari dengan witir." (Shahih Bukhari)

Witir merupakan shalat sunnat muakkad yang paling utama dibanding dengan shalat sunnat yang lain. Waktu pelakasanaannya setelah mengerjakan shalat Isya’ sampai sebelum terbitnya fajar shâdiq.

Jumlah raka’at yang bisa dijalankan dalam shalat witir adalah raka’at dengan hitungan ganjil, sesuai dengan ma’na witir yang berarti ganjil. Minimal satu raka’at, sedangkan batas maksimalnya sebelas raka’at. Apabila musholli mengerjakan shalat witir tiga raka’at maka boleh baginya langsung mengerjakannya dengan satu kali salam, namun yang lebih utama dikerjakan dengan dua kali salam, karena terdapat tambahan fadhilah disebabkan lebih banyaknya gerakan yang di lakukan semisal melakukan salam dua kali. Disamping itu, apabila dikerjakan dalam satu salam, boleh baginya melakukan tahiyyat dua kali, yaitu pada raka’at kedua dan ketiga, namun yang lebih afdhol dengan satu tahiyyat agar tidak menyamai dengan shalat maghrib.

Shalat witir sunnat dijadikan sebagai shalat penutup pada malam hari atau dengan kata lain shalat terakhir yang dikerjakan pada malam itu, namun apabila setelah melakukannya ia kembali melakukan shalat tahajjud maka ia tidak boleh mengerjakan witir lagi.

Pada bulan Ramadlan, shalat witir yang dikerjakan pada tanggal 16 sampai 30 sunnat ditambahi dengan qunut sebagaimana yang telah diterangkan dalam bab shalat.

Apabila hendak mengerjakan shalat witir sebanyak 3 raka’at dengan dua kali salam , maka :
1. Kerjakanlah shalat dua raka’at dengan niat;
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مِنَ الْوِتْرِ للهِ تَعَالىَ
Artinya : aku mengherjakan shalat dua raka’at witir semata-mata karena Alloh Ta’ala
2. Pada raka’at pertama, setelah membaca surat Fâtihah diteruskan dengan membaca surat al-’a'la (sabbihisma rabbika al-’a'la )
3. Pada raka’at kedua, setelah membaca surat fâtihah diteruskan dengan membaca surat al-kâfirûn( Qul ya ayyuhal-kâfirûn )
4. Kemudian setelah salam, berdirilah untuk mengerjakan raka’at terakhir dengan niat;
ُأصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رِكْعَةً ِللهِ تَعَالىَ
Artinya : aku mengherjakan shalat sunnat witir satu raka’at semata-mata karena Alloh Ta’ala
5. Setelah membaca surat fâtihah, seterusnya membaca surat al-ikhlash dan mu’awwidzatain
6. Setelah salam raka’at ketiga, kemudian membaca wirid berikut ;
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ…….. 3×، سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ

Sedangkan do’a setelah selesai shalat witir adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَاقَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَبِكَ مِنْكَ لاَ نُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ . اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّّا وُضُوْءَنَا وَصَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقِيَامَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَسْبِيْحَنَا وَتَحْمِيْدَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَتَكْبِيْرَنَا وَتَشَهُّدَنَا وَقِرَاءَتَنَا وَخُشُوْعَنَا وَتَضَّرُعَنَا وَلاَ تَضْرِبْ بِهَا وُجُوْهَنَا يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.

Apabila shalat witir dilaksanakan di bulan Ramadlan, maka ditambah do’a dibawah ini ;

اللَّهُمَّ بِمَا قَسَمْتَ لَنَا فيِ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيْفَةِ مِنْ كُلِّ رَأْفَةٍ وَرَحْمَةٍ أَعْتِقْ رِقَابَنَا وَرِقَابَ آبَائِنَا وَرِقَابَ أُمَّهَاتِنَا وَرِقَابَ أَجْدَادِنَا وَرِقَابَ جَدَّاتِنَا وَرِقَابَ مَنْ قَبْلَنَا وَمَنْ بَعْدَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada saat naiknya matahari setinggi tombak sampai waktu zawal (menjelang shalat dzuhur). waktu dhuha yg terbaik adalah pertengahan waktu antara adzan subuh dan adzan dhuhur, jika subuhnya jam 4.00 dan dhuhur jam 12.00 maka waktu dhuha yg terbaik adalah jam 8.00.

Jumlah raka’atnya minimal dua raka’at, boleh empat raka’at dan paling utama delapan raka’at. Pada raka’at pertama disunnatkan membaca surat Wassamsyi ( والشمس ) sedang pada raka’at kedua surat Wadl-Dluha ( والضحى ) untuk raka’at berikutnya, setiap raka’at pertama membaca surat al-kâfirûn (الكافرون) sedang pada raka’at kedua surat al-Ihlash (لإخلاص)
Adapun niatnya sebagai berikut :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى َركْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالىَ

Sedangkan Do’a setelah selesai shalat dluha adalah:
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُك وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُك وَالْجَمَالَ جَمَالُك وَالْقُوَّةَ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك وَعِصْمَتِكَ . اللَّهُمَّ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَك الصَّالِحِينَ

Artinya : Wahai Allah,sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha Engkau,keindahan adalah keindahan Engkau,kebagusan adalah kebagusan Engkau,kekuatan adalah kekuatan Engkau,kekuasaan adalah kekuasaan Engkau,perlindungan adalah perlindungan Engkau. Wahai Allah,jika rezekiku masih dilangit maka turunkanlah,jika didalam bumi maka keluarkanlah,jika sulit maka mudahkanlah,jika haram maka sucikanlah,jika jauh maka dekatkanlah. Berkat dhuha Engkau,keindahan Engkau,kebagusan Engkau,kekuatan Engkau,kekuasaan Engkau maka berikanlah aku apa saja yang telah Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang sholeh'.

Lakukanlah shalat dhuha 4 rakaat jika tertinggal atau tak sempat maka qadha diwaktu lainnya, jika malas/lelah berdiri maka lakukanlah dengan duduk. jangan tinggalkan shalat dhuha, ia membuka keberkahan rizki.


Shalat Tahajjud

Shalat tahajjud adalah shalat sunnat pada malam hari yang dikerjakan setelah tidur. Jumlah raka’atnya minimal dua raka’at dan maksimal tidak terbatas.

Waktunya mulai setelah mengerjakan shalat isya’ sampai terbit fajar, namun dikerjakan tengah malam lebih utama, dan mengerjakan shalat tahajjud di rumah lebih utama daripada di masjid. Bagi orang yang akan mengerjakan shalat tahajjud disunnatkan tidur qailulah (tidur pada waktu siang hari sebelum zawal)
Adapun niat shalat tahajjud sebagai berikut :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالى

Dari Ibnu 'Abbas ra., Ketika Nabi saw. bangun pada malam hari seraya menunaikan shalat malam (Tahajjud), maka beliau mengucapkan do’a berikut ;

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ

"Wahai Allah, bagi-Mu segala puji, Engkau yang menyinari langit dan bumi dan apapun yang ada padanya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang berwenang mengatur langit dan bumi dan apapun yang ada padanya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu, firman-Mu, pertemuan dengan-Mu, surga, neraka, Hari Kiamat, Nabi-Nabi dan Muhammad adalan benar. Wahai Allah, kepada-Mu aku menyerah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku percaya, kepada-Mu aku kembali, dengan (pemberian bukti-Mu aku berbantah, kepada-Mu aku mengajukan keputusan. Maka ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, dosa yang aku sembunyikan dan yang aku perlihatkan. Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan tiada Tuhan melainkan Engkau".

Shalat Tasbih


Penamaan shalat tasbîh di karenakan sangat banyaknya bacaaan tasbîh di dalamnya. Shalat tasbîh merupakan salah satu ritual shalat yang dilakukan oleh nabi Muhammad sebagaimana yang di ajarkan pada paman beliau yakni sahabat ‘Abbas bin abdul Mutthalib ra., shalat tasbîh di anjurkan untuk dilaksanakan pada setiap malam dan apabila tidak mampu maka hendaknya dilakukan seminggu sekali, dapat juga di lakukan sebulan atau setahun sekali, dan apabila masih belum bisa juga maka setidak-tidaknya sekali seumur hidup.

Tendensi hukum disunnatkannya melakukan shalat tasbîh diantaranya adalah hadist yang terdapat pada kitab sunan Abi Dawud yang diceritakan oleh Abbdurrahman Ibnu Basar Ibnu Hakam, dalam hadist tersebut Nabi berkata pada pamannya yaitu Al abbas, bahwa beliau akan memberikan sesuatu kepadanya, yang mana apabila sesuatu tersebut ia (Al abbas) kerjakan maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah ia lakukan baik disengaja atau tidak, dilakukan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, dosa yang telah lewat atau yang baru dikerjakan. sesuatu tersebut adalah shalat empat raka’at yang didalamnya terdapat bacaan tasbîh , yang akhirnya lebih dikenal dengan shalat tasbîh .

Lafaz niatnya 'Usholli sunnattat Tasbih rak'ataini/arba'a rak'ataini lillahi ta'ala' .. 'Aku niat sholat Tasbih dua rakaat/empat rakaat karena Allah Ta'ala'.

Tehnis Pelaksanaan Shalat Tasbîh


Berikhtilaf para ulama akan waktu shalat tasbih yg afdhal, namun tentunya shalat tasbih diperbolehkan disegala waktu selain waktu yg terlarang utk shalat sunnah, dan mengenai waktu yg afdhal para fuqaha kita dari kalangan syafii menentukannya diwaktu antara magrib dan Isya,

Caranya adalah 4 rakaat dg dua salam, dan saat selepas Takbiratul Ihram maka membaca subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu Akbar 10X, lalu fatihah, lalu surat, lalu membaca bacaan itu lagi 15X, lalu ruku dan membaca lagi 10X, lalu I;tidal membacanya lagi 10X, lalu sujud membacanya lagi 10X, lalu duduk antara dua sujud dg membacanya lagi 10X, lalu sujud dg membacanya lagi 10X,

lalu berdiri dan berbuat seperti tadi yaitu 10X sebelum fatihah dan 15 X setelah surat, demikian sebagaimana diatas, sampai 4 rakaat, hingga jumlah bacaannya 300X, yaitu 75X setiap rakaat, demikian diajarkan Rasul saw dalam haditsnya yg diriwayatkan oleh Imam Baihaqiy, Imam Ibn Majah dll,

ATAU...

Shalat tasbîh dikerjakan sebanyak empat raka’at, boleh dikerjakan dengan satu salam atau dua salam (tiap 2 raka’at 1 salam) namun yang utama apabila dikerjakan pada siang hari hendaknya dilakukan empat raka’at dengan satu kali salam, sedangkan apabila di kerjakan saat malam hari maka empat raka’at tadi di jadikan dua salam. Kalau di jumlah total bacaan tasbîh yang dibaca dalam empat raka’at shalat tasbîh sebanyak 300. dengan perincian sebagai berikut.

a) Setelah membaca Al Fâtihah dan surat, ……….…..15 kali.
b) Pada saat rukû’ setelah membaca do’a rukû’………10 kali.
c) Pada saat I’tidâl setelah membaca do’a I’tidâl, ……10 kali.
d) Sujud pertama setelah membaca do’a sujud ………10 kali.
e) Setelah membaca do’a duduk diantara dua sujud…10 kali.
f) Sujud kedua setelah membaca do’a sujud…………10 kali.
g) Bangun dari sujud yang kedua, setelah melaksanakan duduk istirohah…………………………………….10 kali.
h) Jumlah dan tempat bacaan tasbîh pada raka’at ke 2, 3, 4 sama persis dengan raka’at pertama, hanya saja pada raka’at ke 2, dan ke 4, bacaan tasbîh setelah bangun dari sujud yang kedua dibaca pada saat duduk tasyahud dan tempat membacanya boleh diletakkan setelah do’a tasyahud atau sebelumnya.

Berikut ini adalah bacaan tasbîh yang di baca pada shalat tasbîh :

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلّهِ وَلَاأِلهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعََلِيِّ الْعَظِيْمِ

Artinya 'Maha Suci Allah,Segala puji bagi Allah,Tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar,tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung'.

Apabila lupa tidak membaca tasbîh pada salah satu rukun, maka bacaan tasbîh yang ditinggalkan tersebut dibaca pada saat waktu rukû’, sujud atau berdiri .

Dari: Pesan Inbox di FB untuk Anggota Grup Majelisrasulullah
Dikirim oleh: Bang Ahmad

Shalat Jama’ dan Qashar

Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info Serba-serbi | Shalat Jama’ dan Qashar-- Adalah suatu keringanan (rukhshoh) dari Allah bagi para musafir (orang yang sedang dalam perjalanan) yaitu mereka dapat melaksanakan shalat jama’ dan qashar.

1. Shalat Jama’
Shalat Jama’ artinya menggabungkan 2 salat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu.

Macam-macam shalat Jama’:

Shalat yang bisa dijama’ adalah Salat Zhuhur dengan Ashar, dan salat Maghrib dengan Isya.
Adapun shalat jama’ dibagi 2 macam, yaitu:
· Jama’ Taqdim, yaitu melaksanakan 2 salat fardhu dalam 1 waktu dan dilakukan pada waktu salat pertama. Contoh: Salat Zhuhur dan Ashar dijama’, dan dikerjakan pada waktu Zhuhur.
· Jama’ Takhir, yaitu melaksanakan 2 salat fardhu dalam 1 waktu yang dilakukan pada waktu salat yang kedua. Contoh: Salat Maghrib dan Isya dijama’, dan dikerjakan pada waktu Isya.

Syarat-syaratnya:
· Musafir (tetapi bukan perjalanan untuk berbuat maksiat).
· Jarak yang akan ditempuh ± 90 km.
· Shalat yang dijama' adalah shalat adaan (tunai) bukan shalat qada
· Berniat jama' pada saat takbiratul ihram
· Dalam keadaan ketakutan, atau sangat khawatir, seperti ada peperangan, kekacauan, hujan lebat, dan angin topan.
· Orang yg sudah uzur atau dalam keadaan sakit parah

Kaifiyyat/ Tatacara Shalat Jama’

Mendirikan salat yang pertama terlebih dahulu (misalnya: Zhuhur/Maghrib) sebanyak 4 atau 3 raka’at, kemudian melaksanakan salat yang kedua (Ashar/Isya) sebanyak 4 raka’at.

Lafadz Niat Jama' Taqdim:
Contoh: Salat Zhuhur dan Ashar dijama’, dan dikerjakan pada waktu Zhuhur.
"Ushalli fardhuddhuhri Arba'a raka'atin majmuu'an bil 'ashri, Jam’an Taqdiimin lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu dhuhur empat rakaat dijamak dengan Ashar, jamak taqdim (digabungkan dan didahulukan dari waktunya), karena Allah ta’ala.

"Ushalli fardhal 'ashri Arba'a raka'atin majmuu'an bizhzhuhri, Jam’an Taqdiimin lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu ashar empat rakaat dijamak dengan Zhuhur, jamak taqdim (digabungkan dan didahulukan dari waktunya), karena Allah ta’ala.

Atau, lebih ringkas:
"Ushalli fardhuddhuhri Arba'a raka'atin Jam’an lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu dhuhur empat rakaat beserta Ashar, karena Allah ta’ala.

"Ushalli fardhal 'ashri Arba'a raka'atin Jam’an lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu ashar empat rakaat beserta Zhuhur, karena Allah ta’ala.

Lafadz Niat Jama’ Takhir :
Contoh: Salat Zhuhur dan Ashar dijama’, dan dikerjakan pada waktu Ashar.
"Ushalli fardhuddhuhri Arba'a raka'atin majmuu'an bil 'ashri, Jam’an Takhiiran lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu dhuhur empat rakaat dijamak dengan Ashar, jamak takhir (digabungkan dan diakhirkan dari waktunya), karena Allah ta’ala.

"Ushalli fardhal 'ashri Arba'a raka'atin majmuu'an bizhzhuhri, Jam’an Takhiiran lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu ashar empat rakaat dijamak dengan Zhuhur, jamak takhir (digabungkan dan diakhirkan dari waktunya), karena Allah ta’ala.

Atau, lebih ringkas:
"Ushalli fardhuddhuhri Arba'a raka'atin Jam’an lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu dhuhur empat rakaat beserta Ashar, karena Allah ta’ala.

"Ushalli fardhal 'ashri Arba'a raka'atin Jam’an lillahi ta’ala"
Arti: Aku niat shalat fardhu ashar empat rakaat beserta Zhuhur, karena Allah ta’ala.

2. Shalat Qashar
Shalat Qashar adalah memendekkan/meringkas pelaksanaan salat fardhu yang semestinya 4 raka’at menjadi 2 raka’at.

Syarat-syaratnya:
· Shalat yg diqashar hanya shalat yang rakaatnya berjumlah empat, yaitu Zuhur, Ashar, dan Isya.
· Musafir (tetapi bukan perjalanan untuk berbuat maksiat).
· Jarak yang akan ditempuh ± 90 km.
· Berniat meng-qasar salat pada saat takbiratul ihram
· Tidak berimam kepada orang yang salat dengan sempurna
· Dilakukan sesudah melewati batas kota/desa asal

Kaifiyyat/tata cara shalat Qashar

Dilakukan dengan cara salat Zhuhur, Ashar, atau Isya diringkas/dikerjakan sebanyak 2 raka’at. Sedangkan salat Maghrib (termasuk Subuh) tidak bisa diqasar, jadi tetap rakaat semula.

Niat shalat Qashar :
"Ushalli fardhu ddhuhri/l’ashri /l’isya’i rak'ataini Qashran lillahi ta’ala."
Arti: Aku niat shalat fardhuddhuhri/l’ashri /l’isya’i dua rakaat (diringkas dari 4 rakaat menjadi dua rakaat /qashar) karena Allah ta’ala.

3. Shalat Jama’ Qashar
Adalah menggabungkan (menjama’) 2 salat fardhu dalam satu waktu sekaligus meringkas (meng-qasar) raka’atnya yang semula 4 raka’at menjadi 2 raka’at.

Niat :
"Ushalli fardhu ddhuhri/l’ashri /l’isya’i (tidak ada Qashar untuk shalat maghrib) Rak'ataini Qashran Majmuu'an bil'ashri Lillahi ta’ala."
Arti: Aku niat shalat fardhu dhuhur /asar /isya dua rakaat diqashar dan dijamakdengan Ashar, karena Allah ta’ala.

Dari berbagai sumber

Dampak Medis Shalat Tahajud


(Berdasarkan disertasi Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya)
Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat (maqam)terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu bukan'tukang obat' jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya.
Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah salat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping). Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekadar menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis.

Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri,dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin. Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya.Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02-00-3:30 sebanyak 11* rakaat, masing masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan Klinika). Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuanindividual untuk menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. "Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress,"Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons iman yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik. Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat,anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita??????? Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu ia telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya. Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang 5 waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupn! ya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang apalagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat ini.

Allahu a'lam.
Wassalamu'alaikum.

Dicopy dari Pesan Facebook untuk anggota Penggemar Grup : majelisrasulullah@ yahoogroups. com
Dikirim 0leh:Bang Ahmad

Sholat Sunnat Rawatib



Assalamualaikum...

Shalat sunnat, dalam bahasa Arab biasa dikenal dengan shalat al-Nafl. Secara etimologi, nafl berarti tambahan. Sedangkan menurut terminologi fiqh adalah shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Shalat sunnat berfungsi sebagai penyempurna kekurangan yang terdapat dalam shalat fardlu. Bahkan, kelak diakhirat, shalat sunnat dapat difungsikan sebagai pengganti shalat fardlu yang pernah ditinggalkan kala di dunia.

Shalat Rowatib

Shalat rowatib adalah shalat sunnat yang dikerjakan mengiringi shalat fardlu, baik sebelumnya (qobliyyah) atau sesuadahnya (ba’diyyah). Jumlahnya ada 22 raka’at, yang sepuluh raka’at muakkad (sangat dianjurkan) dan yang dua belas ghoiru muakkad (dianjurkan)

Sepuluh Raka’at Yang Muakkad Adalah :
1. Dua raka’at sebelum shalat fardlu Shubuh
2. Dua raka’at sebelum shalat fardlu Dzuhur atau shalat Jum’ah
3. Dua raka’at setelah shalat fardlu Dzuhur atau shalat Jum’ah
4. Dua raka’at setelah shalat fardlu Maghrib
5. Dua raka’at setelah shalat fardlu Isya’

Sedangkan Dua Belas Yang Ghoiru Muakkad Adalah :
1. Dua raka’at sebelum shalat fardlu Dzuhur atau shalat Jum’ah
2. Dua raka’at setelah shalat fardlu Dzuhur atau shalat Jum’ah (sebagai tambahan yang muakkad)
3. Empat raka’at sebelum shalat fardlu Ashar
4. Dua raka’at sebelum sholat fardlu Maghrib
5. Dua raka’at sebelum shalat fardlu Isya’

Berikut kami sebutkan niat-niat shalat sunnat Qobliyyah maupun Ba’diyyah :

Niat shalat Qobliyyah
أُصَلِّى سُنّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيّةً ِللهِ تَعَالىَ

Niat shalat Ba’diyyah
أُصَلِّى سُنّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً ِللهِ تَعَالىَ

” Pada lafadz ,diganti sesuai dengan shalat dan jumlah raka’at yang sesuai, seperti maghrib, isya’, subuh dan ashar”.

Cara dikerjakannya dengan 2 rakaat salam ditambah 2 rokaat lagi dan salam atau jika dikerjakan dengan 4 rokaat langsung dan ditutup dengan salam akhir dan yg lebih shahih riwayatnya adalah yg lebih banyak dipilih oleh para Ulama kita adalah dg dua salam.

Wallahu a'lam.
Wassalamualaikum.

Untuk anggota Penggemar Grup : majelisrasulullah@ yahoogroups. com
Oleh: Bang Ahmad

Shalat Jenazah


Oleh: Bang Ahmad
Untuk Anggota Grup majelisrasulullah@yahoogroups.com

Shalat Jenazah merupakan shalat yang tidak perlu ruku’ dan sujud. Yang kita lakukan hanyalah berdiri, takbir sebanyak empat kali dengan diselingi bacaan dan doa tertentu lalu salam.

Rukun Shalat Jenazah
Shalat jenazah itu terdiri dari 8 rukun.

1. Niat
Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak dianggap sah kalau tidak diniatkan. Dan niatnya adalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah : 5).

Rasulullah SAW pun telah bersabda dalam haditsnya yang masyhur :

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Muttafaq Alaihi).

Niat itu adanya di dalam hati dan intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam hati bahwa kita akan melakukan shalat tertentu saat ini.

2. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah tidak sah bila dilakukan sambil duduk atau di atas kendaraan (hewan tunggangan) selama seseorang mampu untuk berdiri dan tidak ada uzurnya.

3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.

Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)

Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.

4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :

Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya. (HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).

Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.

Ada juga artikel lain yg menuliskan:

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu.

7. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :

Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu

8. Salam

Jadi secara urutannya adalah sebagai berikut :
1. Takbiratul Ihram seperti biasa
**Membaca Al-Fatihah
2. Takbir
** Membaca Shalawat kepada Nabi SAW : Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad?
3. Takbir
** Membaca Doa : Allahummaghfir lahu war-hamhu . . .
4. Takbir
** Membaca Doa : Allahumma Laa Tahrimnaa Ajrahu...
5. Mengucap Salam

Wallahu a'lam. Wassalam

Dalil Bacaan Shalat


Oleh: Bang Ahmad
Untuk Anggota Penggemar Grup majelisrasulullah@yahoogroups.com

Assalaamu alaikum warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kesejahteraan,

saudaraku yg kumuliakan,
1. riwyat shahih Muslim seseorang membaca doa iftitah : Allahu Akbar kabiira, walhamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashiila". , lalu saat selesai shalat Rasul saw bertanya, siapa yg membaca doa tadi ? (Iftitah), sungguh aku mengaguminya, karena pintu pintu langit (rahmat Allah) terbuka sebab ucapan itu" (Shahih Muslim bab Masajid wa mawadhi'usshalat).

Rasul saw sesudah takbiratul ihram membaca : Inniy wajjahtu wajhiya.... (doa iftitah hingga akhir). demikian riwayat Ma'jamul Kabir oleh Imam Attabraniy

2. Rasul saw saat rukuk membaca Subhana rabbiyal 'adhiimi wabihamdih 3X (Sunan Abi Dawud).

3. saat selesai Shalat, Rasul saw bertanya, siapa tadi saat (i'tidal) membaca rabbana lakalhamdu hamdan katsiiran ... (dst.)..?, sungguh lebih dari 30 malaikat berebutan mencatatnya lebih dulu (Musnad Ahmad dan SHahih Ibn Khuzaimah).

4. Rasul saw saat sujud membaca : Subhana rabbiyal a'la wabihamdih 3X (Sunanul Kubra lil Imam Baihaqi).

5. Rasul saw mengucap doa saat duduk antara dua sujud : Rabbighfir Lii, warhamniy, wajburniy....(dst) (Muasnad Ahmad).

6. dari Ibn Abbas ra : Rasul saw mengajari kami tasyahhud : Attahiyyatul mubaarakatusshalawatutthayyibaatu lillah, assalaamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh, assalamu alaina wa ala ibadillahisshaalihin, asyhadu an Laa ilaha illallah, wa ayshadu anna muhammadarrasulullah. (Shahih Muslim).

7. demikian bacaan tasyahhud sbgmn diatas, lalu ditambah shalawat pada beliau, yaitu shalawat ibrahimiyah sebagaimana yg kita baca. (Shahih Bukhari).

dalam madzhab syafii, shalawat pada tasyahhud awal jika membaca Allahumma shalli ala muhammad". sudah sah tasyahhud awalnya.

8. sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yg membaca setiap habis shalat Subhanallah 33X, alhamdulillah 33X, Allahu Akbar 33X, lalu mengakhirinya dengan Laa ilaaha illallahu wahdahu Laa syarikalah, lahulmulku walahulhamd... (dst), maka diampuni dosa dosanya. (Shahih Bukhari).

Rasul saw selepas shalat membaca Laa ilaha illallahu wahdahu Laa syarikalah, lahulmulku... (dst). (SHahih Bukhari).

Rasul saw selepas shalaty membava Allahuma antassalam waminkassalam...(Dst) (Shahih Bukhari)

Rasul saw selepas shalat membaca Allahumma Laa maani'a limaa a'thayt, wala mu'thiy limaa mana'ta...(dst). (SHahih Bukhari)

boleh dibaca dg suara pelahan, atau dengan suara keras, selama tak menggangu shalat orang lain, sebagian ulama mengatakan bahwa Rasul saw membacanya dg keras, karena bagaimana para sahabat tahu kalau dibaca dalam hati oleh Rasul saw, sebab riwayat itu mengatakan bahwa Rasul saw membaca demikian, berarti bacaan itu didengar oleh sahabat, berarti bacaannya keras.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Mencapai khusyu dalam Sholat


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kesejahteraan,

saudaraku yg kumuliakan,
khusyu berasal dari kalimat khasya'a yg berarti tunduk patuh dengan serendah rendahnya.

maka kesimpulannya khusyu adalah alam hati yg sadar akan keagungan Allah swt, hati yg mengagungkan Allah, hati yg bercahaya dengan kemegahan Allah, hati yg asyik dan rindu pada Allah, demikianlah khusyu.

jika anda shalat khusyu, yaitu dalam shalat kita alam hati kita mengangungkan Allah, merindukan Allah, ingin dekat dan dicintai Allah, walau perasaan itu tidak 100% dari awal sampai akhir, namun akan membekas setelah selesai shalat kita rasakan jiwa yg tenang, enggan berbuat dosa, inilah yg dimaksud tanha anil fahsya walmungkar.

Khusyu adalah suatu kemuliaan yg ada awalnya namun tiada pernah ada akhirnya, dan awal dari khusyuk adalah konsentrasi pada Allah swt atau apa apa yg mengingatkan kita pada Allah, apakah neraka, sorga, kematian, kemuliaan alam, atau apa saja dafri lintasan pemikiran yg mengarah pada Allah semata

lalu tingkatan khusyuk yg lebih tinggi adalah konsentrasi pada makna apa apa yg kita ucapkan dalam bacaan shalat itu, dan tingkatan lebih tinggi lagi adalah tenggelam dalam makna makna itu dengan melupakan seluruh pemikiran yg lainnya,

lalu tingkat selanjutnya adalah sirnanya seluruh nama, seluruh pemikiran, seluruh warna dan bentuk, seluruh keinginan, kesedihan dan kegembiraan dan semua keduniawian, yg ada hanyalah hamba yg sedang berhadapan dengan Pencipta Nya swt, ia merasa tak ada alam semesta, hanya berdua dg Allah semata, dan lalu tingkatan khusyuk makin meningkat dan meningkat..

sebagian ulama berpendapat,bagi seorang muslim untuk mencapai ke-khusyu-an dalam sholat adalah pada waktu Takbiratul Ihrom , namun bukan mustahil orang menemukan khusyunya ditengah atau di akhir shalatnya,

salah satu caranya adalah dimulai dengan saat berwudhu, jangan berbicara dg siapapun saat berwudhu, tenanglah saat berwudhu, hadirkan hati anda untuk menyucikan jiwa dan raga dg mutiara dan berlian yg diciptakan Allah untuk bersuci yaitu air,

dan adapula teriwayatkan doa doa dalam berwudhu, bila tidak hafal maka usahakanlah hati terus berdoa dalam wudhu, terus bermunajat, mensucikan nama Allah dan memuji Allah dg berbagai kenikmatan, lalu berdoalah lagi selepas wudhu, lalu masuklah dalam shalat dan usahakan jangan bercanda, jangan berbicara dg siapapun kecuali seperlunya saja, dan bila ada pakailah siwak, asesoris shalat lainnya, minyak wangi bila ada, sajadah, dan hal hal yg bersifat religius lainnya yg menambah kekhsuyuan dan konsentrasi kita, lalu mulailah shalat, dengan menafikan dan melupakan segala pemikiran, runtuhkan semua nama dan pemikiran, tinggalkan semuanya, sisakan Nama Nya yg Maha Tunggal..

ingatlah anda akan terbujur kaku, diusung dan dishalatkan dg berkafan putih semata, dan ditanamkan di kuburan dan ditimbun sendiri, bayangkan tubuh anda diusung oleh teman teman dan keluarga yg menangisi anda untuk diantar kepemakaman, tanah yg basah dan ditinggalkan sendiri… maka bertakbiratul ihram lah.. mulailah shalat, anda akan menemukan kemudahan untuk terus asyik berduaan dg Allah swt, teruslah asyik dalam rukuk dan sujud, ingatlah bahwa nanti pun anda akan berduaan dengan Nya swt saja, tanpa ditemani seluruh kekasih ataupun musuh, jadikanlah Dia swt sebagai kekasih..

Nah.. umumnya kemuliaan khusyuk dicapai dg yg demikian.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a'lam

Sumber : Tanya Jawab bersama Habib Munzir alMusawa.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Top